Saturday, June 20, 2015

Teamwork: Bekerjasama dalam Tim (Kelompok)



Teamwork: Bekerjasama dalam Tim (Kelompok)

Abu Bakar
10113068
Universitas Gunadarma

Pokok pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
        1.      Pengertian dan Karakteristik Kelompok
        2.      Tahapan Pembentukan Kelompok
        3.      Kekuatan Teamwork
        4.      Implikasi Manajerial



        1.     Pengertian dan Karakteristik Kelompok
a.      Pengertian Kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia cenderung hidup secara berkelompok. Dasar pembentukan kelompok didasarkan atas berbagai macam hal, seperti kesamaan tempat, sifat, tujuan, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, kita perlu mengetahui pengetian dan karakteristik kelompok itu sendiri.
Kelompok dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kumpulan, golongan, atau gugusan. Definisi kelompok secara umum adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Berikut adalah pengertian kelompok menurut para ahli:
1)      “Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.”Homans, 1950
2)      “Kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.”Merton
3)      “Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.”Achmad S. Ruky
4)      “Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.”Muzafer Sherif
5)      “Kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.”De Vito, 1997
6)      “Kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah lahu dengan cara yang sama terhadap lingkungan.”Smith, 1945

b.      Karakteristik Kelompok
Menurut Sorsyth, 1979, karakteristik kelompok yaitu:
1)      Interaksi dapat berupa fisik, verbal, non-verbal, emosional.
2)      Struktur adalah pola hubungan yang stabil di antara anggota.
a.)    Role (peran) yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
b.)    Norma adalah aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
3)      Tujuan:
a.)    Intrinsik
b.)    Ekstrinsik (tujun bersama):
·         Faktor pemersatu paling kuat contohnya olah raga.
·         Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai.
4)      Groupness/Entitavity (Kesatuan) adalah tingkat di mana kekuatan tunggal sebuah kesatuan menyatu.
5)      Ketergantungan dinamis.
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri-ciri, yaitu:
o   Terdiri dari 2 orang atau lebih.
o   Adanya interaksi yang terus menerus.
o   Adanya pengembangan identitas kelompok.
o   Adanya norma-norma kelompok.
o   Adanya diferensiasi peran.
o   Peran yang saling tergantung.
o   Produktivitas bertambah atau meningkat.
o   Saling membagi tujuan yang sama.
Ada 2 karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural, dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.

        2.     Tahapan Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.
1)      Tahap Pembentukan (Forming)
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka beluum saling mengenal dan belum saling percaya.
2)      Tahap Pengembangan Ide (Storming)
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang berhenti pada tahap ini.
3)      Tahap Penyepakatan (Norming)
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4)      Tahap Pelaksanaan (Performing)
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling menghormati dalam berkomunikasi.
5)      Tahap Pembubaran dan Perubahan (Adjourning and Transforming)
Tahap di mana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.

        3.     Kekuatan Teamwork
Teamwork berarti kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat:
1)      Tidak bersikap individualistis
2)      Berkontribusi
3)      Bersikap fleksibel
4)      Komunikasi
5)      Komitmen
6)      Kepercayaan dan Saling Menghargai
7)      Patuh kepada Pemimpin
Satu hal lagi adalah sebuah kelompok tidak akan kuat apabila pemimpinnya tidak kuat pula. Pemimpin yang baik mampu bersikap demokratis, membuka kesempatan setiap anggota untuk menyampaikan opininya tanpa harus dipotong atau dikecam. Gagasan yang mereka keluarkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan atau tindakan yang diambil dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian anggota tim merasa bahwa diri mereka bernilai dan dihargai. Kekuatan tim yang paling besar adalah kekuatan rantai yang terlemah. Seorang anggota tim yang baik harus pandai melihat kemampuan masing anggota tim lainnya. Ketika melihat ada anggota tim yang lemah, ia memberdayakan kelemahan tersebut sehingga menjadi lebih kuat dan mampu berkontribusi. Bila si lemah menjadi kuat maka tim akan menjadi lebih kuat dan akan menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama di masa depan.
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi individu dan bagi organisasi, yaitu:
a)      Manfaat tim bagi individu
o   Pekerjaan lebih bervariasi
o   Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
o   Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru
b)      Manfaat tim bagi organisasi
o   Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
o   Meningkatkan produktivitas tim kerja
o   Lebih fleksibel dalam operasional kerja
o   Meningkatkan rasa tanggung jawab

        4.     Implikasi Manajerial
Kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antar anggotanya. Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan rasa saling percaya, saling menghargai, keterbukaan, dan saling ketergantungan.
Dalam suatu organisasi sangat diperlukan adanya suatu kerja sama kelompok (teamwork) agar anggotanya dapat saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain.  Suatu organisasi atau perusahaan, biasanya terdiri atas beberapa bagian atau unit kerja, dimana masing-masing bagian atau unit kerja tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Adapun alasan-alasan diperlukannya kerja sama kelompok adalah:
o   Hasil kerja sama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak
o   Kerja sama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan bagi para anggota kelompok
o   Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan
o   Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara anggota kelompok.
Kerjasama dalam kelompok (teamwork) sangat mempengaruhi kegiatan manajerial pada organisasi atau perusahaan. Kerjasama kelompok memudahkan pembinaan hubungan kerja antara anggota kelompok, dapat menunjang dan mempercepat peningkatan produktivitas  organisasi atau perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA
        1.      Ardana, Komang, Ni Wayan M, Anak Agung A.S. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
        2.      Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
        3.      Marpaung, Marudut. 2014. Pengaruh Kepemimpinan dan Teamwork Terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol.2, No.1.
        4.      Moorhead, Gregory dan Ricky W. Griffin. 2010. Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
        5.      Robbins, Stephen P. 2006. Organizational Behaviour (tenth edition). New Jersey: Prentice Hall Inc.
        6.      Setiawan, Ebta. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kelompok. (http://kbbi.web.id/kelompok, diakses tanggal 20 Juni 2015, 08:16).
        7.      Setiyanti, Sri Wiranti. 2012. Membangun Kerja Sama Tim (Kelompok). Jurnal STIE Semarang. Vol.4, No.3.

0 comments:

Post a Comment