Friday, December 6, 2013

ISD BAB VII (Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan)

    
BAB VII
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

          A.      PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

         B.      MASYARAKAT PEDESAAN
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma ialah Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sehingga menurut Paul H. Landis masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang jumlahnya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
  3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
         C.      MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
  3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
  5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
  6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
  7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
         D.      ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Aspek positif:
a.       Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota
b.      Kota dan desa adalah saling membutuhkan
c.       Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya
Aspek negatif:
a)      Desa biasanya lebih direndahkan dari kota
b)      Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa
c)       Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.

         E.      PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
                Masyarakat Pedesaan:
a.       Perilaku homogen
b.      Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
c.       Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
d.      Isolasi sosial, sehingga statik
e.      Kesatuan dan keutuhan kultural
f.        Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
g.       Kolektivisme
Masyarakat Perkotaan:
a)      Perilaku heterogen
b)      Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
c)       Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
d)      Mobilitas sosial, sehingga dinamik
e)      Kebauran dan diversifikasi kultural
f)       Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
g)      Individualisme

         F.      HUBUNGAN ANTARA DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

         G.      PENDAPAT
                Menurut pendapat saya, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan bukanlah hal yang terpisah, keduanya merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas. Perbedaan kedua masyarakat tersebut terletak pada ciri-ciri dari masyarakat tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh dari lingkungan dan orang-orang sekitar. Masyarakat perkotaan yang lebih individual disebabkan karena kurangnya interaksi sosial, sedangkan masyarakat pedesaan yang lebih kolektiv disebabkan karena seringnya terjadi interaksi sosial.
Di Indonesia, tingginya tingkat urbanisasi menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk. Banyak masyarakat desa yang bermigrasi ke kota. Hal ini disebabkan karena adanya kecemburuan sosial karena pemerintah lebih mengutamakan pembangunan di kota serta kurangnya lahan pekerjaan di pedesaan. Untuk menangani hal itu, pemerintah harus menggalakkan program transmigrasi serta meningkatkan pembangunan di pedesaan, sehingga antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mengurangi penumpukan jumlah penduduk di perkotaan.

         H.      Referensi
Nama: Abu Bakar
NPM: 10113068
Kelas: 1KA09



0 comments:

Post a Comment