Saturday, November 1, 2014

Tugas 3 - Teori Organisasi Umum 1



Tugas 3 - Teori Organisasi Umum 1

        1.     Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Berikut adalah pengertian komunikasi yang disampaikan oleh beberapa tokoh:
o   Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
o   Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
o   Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
o   Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
o   Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

        2.     Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur dari komunikasi adalah hal terpenting supaya komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan unsur-unsur tersebut adalah:
o   Pengirim (Sender)
Pengirim adalah sumber kita mendapatkan informasi. Sebagai penerima informasi kita perlu tahu darimana informasi tersebut kita dapatkan. Hal ini diperlukan untuk menghindari kepalsuan informasi (informasi yang tidak valid).
o   Pesan (Message)
Isi atau inti dari informasi yang disampaikan satu pihak kepada pihak lainnya. Informasi dikatakan penting apabila pesan yang disampaikan itu berguna bagi kita.
o   Saluran (Channel)
Dalam menyampaikan informasi kepada orang banyak  kita memerlukan adanya media. Media tersebut dapat kita artikan sebagai channel, informasi yang disampaikan melalui channel itu dapat terus berkembang luas dan dapat diterima orang banyak.
o   Penerima (Receiver)
Orang-orang yang mendapatkan atau menerima pesan dari pengirimnya.
o   Umpan Balik (Feedback)
Reaksi tanggapan terhadap informasi yang diberikan oleh pengirim. Feedback ini juga penting untuk mengkoreksi informasi tersebut agar dapat dibenahi lagi.
o   Protokol
Aturan yang dibuat dan disepakati antar para pelaku informasi

        3.     Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
o   Ide (gagasan) => Si Sender
o   Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
o   Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
o   Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
o   Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
o   Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).

        4.     Hambatan-Hambatan Komunikasi
Proses komunikasi tidak akan berjalan lancar jika terjadi gangguan dalam komunikasi. Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal.
o   Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
o   Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:
1.)    Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantic adalah gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
2.)    Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
3.)    Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.
4.)    Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.


        5.     Klasifikasi Komunikasi dalam Organisasi
a)      Dari segi sifatnya :
o   Komunikasi Lisan: komunikasi yang berlangsung secara lisan/berbicara.
Contoh: mengobrol, presentasi, dll.
o   Komunukasi Tertulis: komunikasi yang berlangsung melalui tulisan.
Contoh: sms, email ,chat, dll.
o   Komunikasi Verbal : Adalah  komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
Contoh: ngobrol, curhat.
o   Komunikasi Non Verbal : Adalah komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat).
Contoh: orang yang grogi gemetar tubuhnya.
b)      Dari segi arahnya :
o   Komunikasi Ke Atas: komunikasi dari bawahan kepada atasan
o   Komunikasi Ke Bawah: komunikasi dari atasan kepada bawahan
o   Komunikasi Horizontal: komunikasi ke sesama manusia / setingkat
o   Komunikasi Satu Arah: komunikasi yang bersifat tanpa adanya timbal balik dari penerima informasi
o   Komunikasi Dua Arah: komunikasi dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
c)       Menurut lawannya :
o   Komunikasi Satu Lawan Satu: berkomunikasi dengan lawan bicara yang sama banyaknya.
Contoh:berbicara melalui telepon.
o   Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)‏: berkomunikasi antara satu orang dengan suatu kelompok.
Contoh: introgasi maling dengan kelompok hansip.
o   Kelompok Lawan Kelompok: berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik.
d)      Menurut keresmiannya :
o   Komunikasi Formal: komunikasi yang berlangsung resmi.
Contoh: rapat pemegang saham.
o   Komunikasi Informal: komunikasi yang tidak resmi.
Contoh: berbicara antara teman.

        6.     Faktor-Faktor Perubahan Organisasi
Secara garis besar faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pada organisasi adalah:
a.)    Faktor Internal
Faktor yang timbul dari dalam organisasi itu sendiri. Faktor ini biasa timbul karena sikap atau keadaan dari anggota organisasi itu. Dan berikut adalah  contoh dari faktor internal:
1.)    Problem Kerjasama Anggota
Kerjasama diantara anggota organisasi sangatlah dibutuhkan demi membangun organisasi yang  baik. Kerjasama antar anggota dapat berubah ke arah yang baik dan buruk, semakin baik suatu anggota organisasi bekerjasama semakin baik pula organisasi itu dan begitu sebaliknya.
2.)    Problem Keuangan
Keuangan dapat mempengaruhi berubahnya suatu organisasi. Misalnya ada sebuah program tv yang yang merupakan sebuah organisasi juga dan baru tayang di tv  tanpa peminat sama sekali. Namun seiring berjalannya waktu program tersebut dapat diminati   oleh masyarakat banyak sehingga membuat rating dari program tv tersebut naik bahkan mencapai tingkat tertinggi. Karena rating yang tinggi banyak sponsor yang berminat pada    program itu dan membuat program tersebut dapat berubah lebih banyak memfasilitasi acaranya.
3.)    Perubahan Tujuan Organisasi
Hal ini sudah pasti akan membuat organisasi berubah secara drastis dikarenakan tujuan yang lama telah tercapai  pastinya organisasi mencari tujan yang lain dan itu akan membuat jalannya proses dalam organisasi berubah.
4.)    Faktor Eksternal
Faktor yang terjadi dari luar suatu organisasi. Contoh dari faktor tersebut adalah dikarenakan; hukum, budaya, poltik, teknologi demografi, sumber alam dan lainnya.

        7.     Proses Perubahan
Perubahan adalah merupakan suatu proses yang sangat rumit dan untuk bekerja secara efektif dengan lingkungan terutama dengan orang-orang di sekitar kita, maka penting sekali untuk dapat memahami beberapa karakteristik yang berkaitan dengan proses perubahan ini.
Bila kita dapat memahami proses perubahan, maka dalam hal pengambilan keputusan akan lebih didasarkan pada informasi tentang bagaimana membantu seseorang atau orang lain dan mengurangi frustasi pada diri.
Terjadinya perubahan  dari organisasi itu terdiri dari beberapa proses, yakni;
o   Mengadakan pengkajian
o   Mengadakan identifikasi
o   Mengadakan perubahan
o   Menerima strategi
o   Menentukan evaluasi

        8.     Ciri-Ciri Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
o   Memiliki perencanaan strategi yang matang dalam mewujudkan perubahan organisasional.
o   Memiliki kolaborasi semua pihak yang baik sehingga akan berdampak bagi semua anggota organisasi.
o   Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan sumber daya manusia lebih diutamakan.
o   Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektifitas kerja organisasi.
o   Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu mengutamakan pentingnya berinteraksi dan interpedansi.

        9.     Metode Pengembangan Organisasi
Terdapat 2 macam metode dalam metode pengembangan organisasi :
1.)    Metode Pengembangan Perilaku
o   Program Geradi Manajemen
Program yang mengkombinasikan pelatihan kepemimpinan dan latihan pengembangan kelompok.
o   Pembinaan Tim
Suatu teknik manajemen yang mencakupkan sejumlah metode spesifik untuk membentuk kerja tim yang efektif, baik didalam maupun di antara kelompok kerja.
o   Perencanaan Kehidupan
Suatu metode pengembangan yg mendorong dan memungkinkan orang orang memainkan peran aktif dalam memadukan karier dan aktivitas kehidupan mereka kearah hasil yang memuaskan
o   Pelatihan Kepekaan
Metode yang diterapkan secara luas untuk membantu orang orang mempelajari cara peningkatan ketrampilan antar pribadi mereka.
2.)    Metode Pengembangan Struktur
o   Manajemen Berdasarkan Sasaran
Membantu menyediakan wewenang lebih besar bagi setiap orang untuk menentukan tujuan pekerjaan mereka
o   Sistem 4
Merupakan pendekatan yg diterapkan secara luas untuk mengembangkan karakteristik desain organik dalam suatu organisasi
o   Teknologi Desain Maps (multivariate analysis)
Metode mendesain organisasi berdasarkan hubungan yg dipandang perlu untuk melaksankan tugas individu

        10.     Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Berikut adalah pengertian kepemimpinan menurut para ahli.
o   Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
o   Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
o   Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

        11.     Tipe-tipe Kepemimpinan
1.)    Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
2.)    Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3.)    Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
4.)    Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme.
5.)    Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6.)    Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.)    Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.)    Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

        12.     Teori-Teori Kepemimpinan
Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya dada teori yang menjadi dasar terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini, merupakan 4 teori kepemimpinan:
1.)    Teori Great Man dan Teori Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang, suatu kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak seseorang dilahirkan ke dunia.Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi pemimpin. Seorag pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Dalam hal ini, pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
2.)    Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan titik tolak teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis. Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi, di dalam Teori Sifat, terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang lain.
3.)    Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini, bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
Berikut ini merupakan bagian dari Teori Perilaku :
o   Teori X dan Y
o   Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
o   Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
o   Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
o   Managerial Grid
o   Empat Sistem Manajemen Likert
4.)    Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional ini menyebutkan bahwa resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu organisasi.

Pendapat dan Kesimpulan:
Komunikasi adalah proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Unsur-unsur dari komunikasi adalah hal terpenting supaya komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu pengirim, pesan, saluran, penerima, umpan balik, dan protokol.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Adapun tahapannya adalah ide (gagasan),  perumusan, penyaluran (transmitting), tindakan, pengertian, dan penerimaan.
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Hambatan eksternal adalah yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Komunikasi dapat diklasifikasikan dari segi sifatnya, arah, lawan, dan keresmiannya. Dari segi sifatnya yaitu komunikasi lisan, tertulis, verbal, non verbal. Dari segi arahnya yaitu komunikasi keatas, kebawah, horizontal, satu arah, dan dua arah. Dari segi lawannya yaitu komunikasi satu lawan satu, satu lawan banyak, dan kelompok lawan kelompok. Dan dari segi keresmiannya yaitu komunikasi formal dan informal.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pada organisasi adalah faktor internal (problem kerjasama anggota, problem keuangan, perubahan tujuan organisasi) dan faktor eksternal (hukum, budaya, poltik, teknologi demografi, sumber alam dan lainnya). Terjadinya perubahan  dari organisasi itu terdiri dari beberapa proses, yaitu mengadakan pengkajian, mengadakan identifikasi, mengadakan perubahan, menerima strategi, dan menentukan evaluasi
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri memiliki perencanaan strategi yang matang, memiliki kolaborasi semua pihak yang baik, mengandung nilai humanistik, menggunakan pendekatan ilmiah, dan menggunakan pendekatan komitmen. Terdapat 2 macam metode dalam metode pengembangan organisasi yaitu metode pengembangan perilaku (program geradi manajemen, pembinaan tim, perencanaan kehidupan, pelatihan kepekaan) dan metode pengembangan struktur (manajemen berdasarkan sasaran, sistem 4, teknologi desain maps).
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan memiliki beberapa tipe, yaitu tipe kepemimpinan kharismatis, tipe kepemimpinan paternalistis/maternalistik, tipe kepemimpinan militeristik, tipe kepemimpinan otokratis (outhoritative, dominator), tipe kepemimpinan Laissez Faire, tipe kepemimpinan populistis, tipe kepemimpinan administratif/eksekutif, dan tipe kepemimpinan demokratis. Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya dada teori yang menjadi dasar terbentuknya kepemimpinan. Teori tersebut adalah Teori Great Man dan Teori Big Bang, Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian, Teori Perilaku (Behavior Theories), dan Teori Kontingensi atau Teori Situasional.

Sumber:



Nama / No. Absen : Abu Bakar / 01
NPM / Kelas : 10113068 / 2KA01

1 comment:

  1. Artikel sangat menarik sekali, saya juga mempunyai

    tulisan sejenis mengenai jurnal serupa yang bisa anda

    kunjungi

    Disini
    Happy Sharing

    ReplyDelete