Friday, December 25, 2015

Aturan Penulisan: Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka

Aturan Penulisan: Kutipan, Catatan Kaki, dan Daftar Pustaka


                Menulis sebuah karya ilmiah membutuhkan pengetahuan mengenai teknik penulisan. Penguasaan teknik penulisan meliputi penguasaan teknik mengorganisasi gagasan menjadi satu tulisan yang mudah dipahami, meyakinkan, dan sekaligus menarik serta penguasaan pengolahan bahasa yang memadai untuk mengantar gagasan tersebut agar sampai pada pembaca dengan baik pula. Dalam penulisan karya ilmiah, memang ada ketentuan atau aturan khusus yang harus diikuti oleh seorang penulis, di antaranya kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.


A.     Kutipan

1.      Definisi Kutipan

Pengutipan adalah proses meminjam pendapat para ahli dalam disiplin tertentu baik langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan dalam karya ilmiah. Hasil pengutipan karya ilmiah disebut  kutipan. Fungsi kutipan adalah (a) sebagai bukti untuk menunjang pendapat penulis dan (b) sebagai bukti tanggung jawab penulis.

2.      Prinsip Kutipan

Prinsip-prinsip dasar dalam pengutipan adalah sebagai berikut:
a.       Dalam kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
·         Menurut Badudu (1994: 56) dalam bukunya Pelik-Pelik Bahasa Indonesia  diketahui bahwa kalimat adalah.......... (salah)
·         Menurut Badudu (1994:56) kalimat adalah......... (benar)
b.      Nama orang dan identitas tahun terbit dan halaman buku selalu berdekatan
·         Baduduber pendapat bahwa......... (1994: 56) (salah)
·         Badudu (1994: 56) .......... (benar)
c.       Kutipan tidak dibenarkan dicetak tebal atau  dihitamkan.
d.      Penulis tidak diperkenankan untuk mengadakan perubahan (katakata) dalam kutipan. Apabila ingin mengadakan perubahan, harus disertai dengan penjelasan.
e.      Apabila ada kesalahan dalam penulisan baik EYD atau pun ketatabahasaan, tidak diperkenankan mengadakan perubahan. Penulis boleh memberikan pendapat atau komentarnya mengenai kesalahan atau ketidaksetujuannya.
f.        Kutipan dalam bahasa asing atau bahasa daerah harus dicetak miring.
g.       Kutipan langsung selalu memakai tanda petik dua dan diawali dengan huruf kapital
·         Badudu (1994: 56) berpendapat, “kalimat adalah..........
h.      Kutipan dapat ditempatkan sesuai dengan kebutuhan baik di awal, tengah, atau akhir teks.
i.         Jika nama pengarang ada dua, nama akhir (marga) kedua pengarang itu ditulis.
·         Badudu (1995: 34) berpendapat..........                                                           
j.        Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama akhir pengarang pertama yang ditulis dan diikuti dkk. Badudu, dkk. (1996: 35)..........
k.       Kutipan dalam bentuk catatan kaki sudah tidak dipakai lagi dalam penulisan karya ilmiah karena dirasakan tidak efektif.
l.         Kutipan yang berasal dari ragam bahasa lisan seperti pidato pejabat jarang dipakai sebagai sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah karena kebenarannya sulit dipercaya karena harus diketahui oleh orang yang bersangkutan (rawan kesalahan kutipan).
m.    Dalam pengutipan pendapat orang lain, hendaklah dilakukan variasi dalam teknik mengutip (jangan monoton) seperti kutipan langsung dan kutipan tidak langsng.
n.      Apabila kutipan itu dirasakan terlalu panjang, penulis boleh mengambil bagian intinya saja dengan teknik memakai tanda titik-titik […. ---------------------------------(Badudu, 1994:45)….], tetapi tidak boleh mengubah atau menggeserkan makna atau pesannya.
o.      Jika mengutip pendapat ahli yang berasal dari kutipan karya ilmiah orang lain, bentuk penyajiannya adalah Menurut Badudu dalam Djajasudarma (1993: 56) bahwa..…..

3.      Jenis Kutipan

Pada dasarnya, kutipan dalam karya ilmiah itu dibagi atas dua jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a.       Kutipan Langsung
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh atau lengkap baik itu berupa frase, atau kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas:
1)      Kutipan  langsung yang kurang atau sama dengan empat baris;
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
o   Kutipan ditulis langsung dengan teks;
o   Spasi kutipan adalah dua spasi;
o   Memakai tanda petik dua di awal dan di akhir kutipan;
o   Awal kutipan memakai huruf kapital;
o   Diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.

2)      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris.
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
o   Dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
o   Spasi dalam kutipan adalah satu spasi;
o   Memakai tanda petik dua atau pun tidak (opsional);
o   Semua kutipan dimulai dari 7-10 ketukan dari sebelah kiri teks;
o   Awal kutipan memakai huruf kapital;
o   Diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.

b.      Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak secara utuh. Penulis mengambil intinya atau topiknya saja, lalu dikembangkan dengan pendapat penulis (tak terdapat perbedaan).
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
·         Kutipan disatukan dengan teks;
·         Spasi kutipan adalah dua spasi; 
·         Tidak memakai tanda petik dua;
·         Menggunakan ungkapan mengatakan bahwa, menyatakan bahwa, mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa dan lain-lain;
·         Mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan halaman.

B.      Catatan Kaki

1.      Definisi Catatan Kaki

Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita harus pula dapat mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan. Ketiga, harus pula dapat mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut serta tempat  dan itu tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk seminar, maka harus disebutkan  tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. 
Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki. Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks/naskah/tulisan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan (Keraf, 2004: 218).

2.      Tujuan Penggunaan Catatan Kaki

Catatan kaki atau footnote digunakan untuk:
·         pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber;
·         tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
·         referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman  berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
·         tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

3.      Unsur Catatan Kaki

a.)    Untuk Buku

·         Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti tanda koma (,).
·         Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
·         Nama atau nomor seri, kalau ada.
·         Data publikasi:
o   Jumlah jilid, kalau ada
o   Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
o   Nama penerbit, diikuti koma di antara.
o   Tahun penerbitan. tanda kurung
·         Nomor jilid kalau perlu.
·         Nomor halaman diikuti titik (.)

b.)    Untuk Majalah

·         Nama pengarang.
·         Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
·         Nama majalah, digarisbawahi.
·         Nomor majalah jika ada.
·         Tanggal penerbitan.
·         Nomor halaman.

4.      Teknik Penulisan Catatan Kaki

a.)    Harus disediakan ruang secukupnya di bagian bawah halaman tulisan
b.)    Beri garis di bagian bawah baris terakhir dari teks di tiap halaman
c.)     Beri nomor penunjukan di bawah garis dengan jarak cukup dan menjorok ke dalam 5-7 ketukan
d.)    Catatan kaki baris pertama dituliskan setelah nomor penunjukan
e.)    Jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari tepi margin, tanpa ikuti penjorokan baris pertama
f.)     Jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antar catatan kaki 2 spasi kalau ada dalam halaman yang sama

5.      Singkatan dalam Catatan Kaki

a.)    Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk  catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di  atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
b.)    op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
c.)     loc.cit. (Singkatan  dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

6.      Contoh Penulisan Catatan Kaki

a.)    Pada Buku
2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81-95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.
b.)    Pada Majalah
11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9 (1980), pp. 17-18.
c.)     Pada Surat Kabar
12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981.
13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.
d.)    Pada Ensiklopedia
14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana
Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.

C.      Daftar Pustaka

1.      Definisi Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah (misalnya makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah nama marga pengarang dikedepankan).

2.      Ciri-Ciri Daftar Pustaka

Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Diambil dari suatu buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, orasi dalam karya ilmiah, dan sebagainya.
·         Berisikan nama pengarang atau lembaga.
·         Memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.

3.      Fungsi Daftar Pustaka

Fungsi dari daftar pustaka adalah sebagai berikut:
·         Menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
·         Menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki referensi dan akumulasi dari karya ilmiah terdahulu;
·         Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.

4.      Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Teknik penulisan daftar pustaka adalah berikut:
a.)    Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang dikedepankan yaitu nama marga/unsur nama akhir yang dipisahkan oleh koma;
b.)    Setelah itu, nama marga atau unsur nama akhir pengarang disusun secara alfabetis;
c.)     Bila nama pengarang ada dua, yang dibalikkan adalah nama pengarang  pertama;
Contoh: Emil Salim dan Philip Kotler
Penulisannya: Salim, Emil dan Philip Kotler
d.)    Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah yang diputar dan diikuti oleh dkk. atau  et. all.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo
Penulisannya: Salim, Emil. dkk.
e.)    Bila tidak terdapat nama pengarang, nama departemen atau lembagalah yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa pengarang, atau tanpa lembaga;
f.)     Gelar akademik tidak dicantumkan;
g.)    Judul buku harus dicetak miring  dalam komputer atau digarisbawahi dalam mesin tik atau tulisan tangan;
h.)    Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit oleh tanda petik dua;
i.)      Bila ada edisi/cetakan ditulis sesudah judul buku; 
j.)      Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing, penerjemah ditulis sesudah edisi atau judul buku;
k.)    Spasi dalam daftar pustaka adalah satu spasi;
l.)      Perpindahan dari satu pengarang ke  pengarang yang lain adalah dua spasi.
m.)  Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih,  baris yang kedua atau selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
n.)    Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama pengarang ditulis satu kali;  nama pengarang itu diganti dengan garis panjang atau tanpa garis panjang;
o.)    Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;
p.)    Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan  penulisannya diikuti nomor urut a, b, c, dsb.
q.)    Perhatikan urutan penulisan;
Nama keluarga/marga, (dipisahkan koma), nama diri (diakhiri titik), tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku, (diakhiri titik atau titik dua bila ada anak judul dan dicetak miring), cetakan (diakhiri titik), nama tempat (diakhiri titik dua), nama penerbit (diakhiri titik).

5.      Contoh Penulisan Daftar Pustaka

a.)    Buku dengan Satu Orang Pengarang
Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan Company. 1963.
b.)    Buku dengan Dua atau Tiga Pengarang
Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.,1958
c.)     Buku dengan Banyak Pengarang
Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964.
d.)    Buku dengan Perubahan atau Revisi
Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961.
e.)    Buku dengan 2 Jilid atau Lebih
Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc.. 1964.
f.)     Buku Terjemahan
Multatuli. Max Havelaar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1972.
g.)    Artikel dalam Himpunan
Riesman, David. “Character and Society,” Toward Liberal Education. eds. Louis G. Locke, William M. Gibson. and George Arms. New York: Holt. Rinehart and Winston. 1962.
h.)    Artikel dalam Ensiklopedi
Wright, J.T. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of Linguistics, information and Control, hal. 243 - 251.
Wright, JT. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of Linguistics, information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 - 251.
i.)      Rujukan Elektronik
Boon, J. (tanpa tahun) Anthropology of Religion. Melalui http://www.joe.org/june33/95.html [June/17/03]

DAFTAR PUSTAKA

[1]    Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Jakarta: Gramedia.
[2]    Kusmiatun, Ari. Catatan Kaki (Foot Note). Melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ari%20Kusmiatun,%20S.Pd.,M.Hum./CATATAN%20KAKI_b%20arik.pdf [24 Desember 2015]
[3]    S., Effendi. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.
[4]    Sofyan, Agus N., Eni Karlieni, et al. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Widyatama.
[5]    Wahyu, Tri R.N. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma.


1 comment: