BAB VII
Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
A.
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.
B.
MASYARAKAT PEDESAAN
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo
Kartodikusuma ialah Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Sehingga menurut Paul H. Landis
masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang jumlahnya kurang dari 2.500 jiwa.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara
lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
C.
MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban
community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya
serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat
kota yaitu :
- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
- Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
- Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
- Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
- Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
D.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Aspek positif:
a.
Adanya peran saling melengkapi antara desa dan
kota
b.
Kota dan desa adalah saling membutuhkan
c.
Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu
sebaliknya
Aspek negatif:
a)
Desa biasanya lebih direndahkan dari kota
b)
Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai
adat yang ada di desa
c)
Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota
dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
E.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
Masyarakat Pedesaan:
a.
Perilaku homogen
b.
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan
dan kebersamaan
c.
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
.
d.
Isolasi sosial, sehingga statik
e.
Kesatuan dan keutuhan kultural
f.
Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
g.
Kolektivisme
Masyarakat Perkotaan:
a)
Perilaku heterogen
b)
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan
diri dan kelembagaan
c)
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan
fungsi
d)
Mobilitas sosial, sehingga dinamik
e)
Kebauran dan diversifikasi kultural
f)
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
g)
Individualisme
F.
HUBUNGAN ANTARA DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan,
karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan
perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan
tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan,
fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang
mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami
yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar
suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling
mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa,
atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil
kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan
kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti
misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi
perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan
perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai
kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi
kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke
kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan
orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah
berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan
dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
G.
PENDAPAT
Menurut pendapat saya,
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan bukanlah hal yang terpisah,
keduanya merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas.
Perbedaan kedua masyarakat tersebut terletak pada ciri-ciri dari masyarakat
tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh dari lingkungan dan orang-orang
sekitar. Masyarakat perkotaan yang lebih individual disebabkan karena kurangnya
interaksi sosial, sedangkan masyarakat pedesaan yang lebih kolektiv disebabkan
karena seringnya terjadi interaksi sosial.
Di Indonesia, tingginya tingkat urbanisasi
menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk. Banyak masyarakat desa yang
bermigrasi ke kota. Hal ini disebabkan karena adanya kecemburuan sosial karena
pemerintah lebih mengutamakan pembangunan di kota serta kurangnya lahan
pekerjaan di pedesaan. Untuk menangani hal itu, pemerintah harus menggalakkan
program transmigrasi serta meningkatkan pembangunan di pedesaan, sehingga
antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dapat berjalan sebagaimana mestinya
dan mengurangi penumpukan jumlah penduduk di perkotaan.
H.
Referensi
- Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar (Herwantiyoko dan Neltje F. Katuuk)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
- http://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/hubungan-antara-desa-dan-kota/
Nama: Abu Bakar
NPM: 10113068
Kelas: 1KA09
0 comments:
Post a Comment