Hutanku
Sayang, Hutanku Malang
Dahulu
hutan kami sangat lestari dan indah. Di sanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan
dan binatang yang hidup saling berdampingan. Selain menjadi tempat tinggal para
tumbuhan dan binatang, hutan juga merupakan sumber utama bagi kehidupan
manusia. Hutanlah yang menyediakan sumber makanan bagi kita. Binatang dan
tumbuhan yang ada di sana menjadi sumber
makanan yang tidak terbatas bagi kita.
Selain
menyediakan sumber makanan, hutan juga menjadi sumber mata pencaharian bagi
sebagian orang. Kayu dan sebagian tumbuhan yang ada di dalam hutan bisa
dimanfaatkan oleh mereka untuk dijual. Bahkan hutan berperan penting sebagai
pemasok udara bersih bagi manusia, sehingga hutan juga disebut dengan paru-paru
dunia yang memberikan oksigen kepada kita semua untuk bernafas.
Namun, kini
hutan telah kehilangan kelestariannya. Mereka telah hancur dan bahkan telah
hilang dengan beralih fungsi menjadi
perkebunan dan pemukiman penduduk. Hal ini disebabkan oleh manusia-manusia yang
rakus. Mereka dengan membabi buta mengeksploitasi hutan, menebang pohon dan
memburu binatang-binatang demi kepentingan pribadi mereka dan demi memenuhi
kantong-kantong mereka.
Akibat dari
perbuatan keji itu, saat ini hutan telah kehilangan fungsinya. Hutan sudah
tidak lagi menjadi tempat hidup para tumbuhan dan binatang. Bahkan sebagian
dari mereka ikut punah akibat kehilangan tempat tinggalnya. Hutan juga kini
tidak bisa lagi menyediakan sumber makanan bagi manusia. Habislah sudah sumber
daya di dalam hutan sehingga kini manusia tidak bisa lagi memanfaatkannya.
Sumber-sumber
air pun kini ikut menghilang karena rusaknya pohon-pohon di dalam hutan,
sehingga menciptakan kekeringan dimana-mana. Bahkan kini hutan sudah bukan lagi
menjadi paru-paru dunia untuk menyediakan udara bersih bagi kita karena habis sudah
pohon-pohon di dalam hutan.
Kini hutan
bahkan seakan marah kepada manusia. Mereka tidak mau lagi bersahabat. Akibatnya
terjadilah bencana-bencana alam yang mengerikan seperti tanah longsor dan
kekeringan dimana-mana. Tidakkah kita mendengar jeritan mereka, tidakkah kita
peduli dengan mereka. Marilah kita bersahabat kembali dengan mereka demi
keberlangsungan hidup kita dan anak cucu kita kelak.
Sumber:
🙃🙃
ReplyDelete