BAB IV
Pemuda dan Sosialisasi
1.
Bagian I
Pengertian Internalisasi, Belajar, dan Spesialisasi
Ketiga kata atau istilah internalisasi,
belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama.
Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial.
Istilah internalisasi lebih ditekankan
pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau
proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional
saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi
(mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan
pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan
tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang
individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar
dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada
kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan
timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
Melalui proses sosialisasi, seseorang akan
terwanai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian,
tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi,
seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya. Dalam hal ini sosialisasi diartikan
sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat
berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu
proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem
sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan
inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa
individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok
melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi
melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu
produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang
adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri
membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang
sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
o
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan
dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan
memperlakukan dirinya.
o
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian
yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia
lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini
berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa
proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai
dengan standar yang terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S.
Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu
menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan
mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang
sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
Peranan Sosial Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa
sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang
tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang
universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan.
Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat
penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan
begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan
bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang memerlukannya.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran
pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi
masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda
kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan
anak-anak.
2.
Bagian II
Pola Dasar Pembinaan
Maksud dari pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu. Serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda disusun berlandaskan:
- Landasan idiil: Pancasila
- Landasan konstitusional: UUD 1945
- Landasan Strategis: Garis-garis besar haluan negara
- Landasan historis: Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan
- Landasan normatif: etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda
Terdapat dua pokok pengertian pembinaan dan pengembangan
generasi muda yaitu:
- Generasi muda sebagai subjek pembinaaan dan pengembangan adalah meerka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam ketelibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional
- Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan setelah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensial dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melilibatkan secara fungsional.
Masalah-Masalah Generasi Muda
- Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termaksud generasi muda
- Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
- Belum seimbangnya antar jumlah generasi muda dengan faislitas pendidikan yang tersedia baik formal dan non-formal
- Kurangnya lapangan kerja dan tingkatnya angka pengangguran.
- Kurangnya gizi yang menyebabkan hambatan bagi tuhmbuh kembangnya kecerdasan di kalangan generasi muda.
- Masih banyaknya perkawinan di bawah umur\
- Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga
- Meningkatnya kenakalan remaja termaksud penyalahgunaan narkotika
- Belum adanya perundangan yang menyangkut generasi muda
Potensi-Potensi
Generasi Muda
- Idealis dan daya kritis : secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada , maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
- Dinamika dan kreatifitas.
- Keberanian mengambil resiko
- Optimis dan kegairahan semangat
- Sikap kemandirian dan disiplin murni
- Terdidik
- Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
- Patriotismedan nasionalisme
- Sikap kesatria
- Kemampuan kekuasaan ilmu dan teknologi
3.
Bagian III
Pengertian Perguruan
dan Pendidikan
Pendidikan merupakan
upaya untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia sebagai syarat utama dalam
pembangunan.
Cara
Pengembangan Potensi Generasi Muda
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
Alasan Berkesempatan
Menganyam Pendidikan Tinggi
- Mereka harus memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat.
- Sebagai kelompok masyrakat yang paling lama di bangku sekolah, mahasiswa mendapat sosialisasi terpangjang secara berencana dibandingkan dengan dengan generasi muda lainnya.
- Mahasiswa yang berasal dari bebagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk akulturasi sosial dan budaya
- Mahasiswa merupakan elite dI kalangan generasi muda yang mempunyai latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya.
4.
Bagian IV
Pendapat Mahasiswa
Mengenai Pemuda dan Sosialisasi
Menurut pendapat saya, pemuda harus pandai dalam
bersosialisasi. Dengan bersosialisasi, pemuda akan tahu bagaimana ia mesti
bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Pemuda belajar
dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir masyarakat
agar dapat berperan dan berfungsi dalam masyarakat.
Selain harus bersosialisasi, pemuda juga harus
mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Generasi muda harus idealis, kritis, memiliki kreatifitas, berani mengambil resiko, optimis,
dan bertanggung jawab. Pemuda yang mampu mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya serta dapat bersosialisasi dengan baik maka akan berperan penting di
dalam masyarakat.
5.
Bagian V
Referensi
- Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar (Herwantiyoko dan Neltje F. Katuuk)
- http://fajarrahmadani.blogspot.com/2011/12/bab-49-cara-mengembangkan-potensi.html
- http://satyasetya.blogspot.com/2012/10/perguruan.html
Nama: Abu Bakar
NPM: 10113068
Kelas: 1KA09
0 comments:
Post a Comment