PROPOSAL PENELITIAN
A. Definisi
Proposal Penelitian
Sebelum
memulai penulisan karya ilmiah, hal-hal yang perlu disiapkan adalah topik
tulisan yang sudah jelas, perumusan masalah (research question / tesis
statement) yang pasti, dan sumber-sumber informasi yang menunjang. Dengan
berbekal 3 hal tersebut, proposal disusun untuk memberikan gambaran awal dari
tulisan karya ilmiah atau penelitian yang akan dibuat/disusun. Proposal ini
disebut dengan proposal penelitian.
B.
Judul Penelitian
·
Judul penelitian memuat jenis, objek, subjek, metode,
tempat, dan waktu penelitian.
·
Jenis penelitian dapat ditinjau dari tujuan kegunaan
dan metodenya.
·
Objek penelitian adalah sasaran penelitian.
·
Subjek Penelitian adalah siswa, orang, atau benda
tempat objek berada.
·
Metode penelitian adalah cara yang dipakai untuk
mengumpulkan data dan mengolah data.
·
Judul tidak harus lengkap, tetapi harus selalu ringkas
dan jelas
·
Keterangan yang berhubungan dengan judul dapat dibahas
pada batasan masalah.
C.
Kerangka Proposal Penelitian
1.
Pendahuluan
a.) Latar
Belakang
Masalah
timbul karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan, cita-cita dan realita,
rencana dan pelaksanaan. Bagian ini memberikan rasional mengapa masalah
tersebut penting untuk diteliti, menarik perhatian peneliti, tidak menimbulkan
masalah sosial, dan dalam jangkauan peneliti baik dari segi akademis, biaya,
tenaga, maupun waktu.
b.) Identifikasi
Masalah
Identifikasi
masalah adalah kegiatan untuk menentukan kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Kegiatan ini juga mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang
terkait dengan masalah tersebut, memilah-milah menjadi masalah yang lebih
kecil, dan memilih masalah yang paling esensial untuk diteliti.
c.)
Batasan Masalah
Masalah
perlu dibatasi sesuai dengan kemampuan peneliti.
d.) Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah merupakan pertanyaan yang perlu dicari jawabannya melalui penelitian.
Masalah harus dirumuskan secara spesifik. Penelitian tidak boleh terlalu luas,
terlalu banyak, atau sudah diteliti banyak orang. Perumusan masalah selalu dinyatakan
dengan kalimat tanya.
e.) Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian disusun untuk menemukan jawaban masalah penelitian. Harus ada
hubungan yang jelas antara tujuan penelitian dengan rumusan masalah. Tujuan
penelitian selalu dinyatakan dengan kalimat deklaratif.
f.)
Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian untuk menjawab masalah-masalah mikro dan makro, atau untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
2.
Tinjauan Pustaka dan Hipotesis
Pada bagian
ini berisi kerangka teori yang merupakan deskripsi teori dan penelitian yang relevan.
a.) Deskripsi
Teori
Deskripsi
teori disusun untuk mencari jawaban masalah dengan menggunakan sumber acuan
umum dan khusus berupa buku-buku, ensiklopedia, jurnal-jurnal, dan semacamnya.
Peneliti akan memperoleh teori-teori dan konsep-konsep dasar, dilakukan
penjabaran atau analisis, melalui penalaran deduktif
b.) Penelitian
yang Relevan
Penelitian
yang relevan adalah sumber acuan khusus yang berupa penelitian yang terdapat
dalam jurnal, buletin, skripsi, dan semacamnya. Dalam sumber acuan khusus,
peneliti akan memperoleh hasil2 penelitian yang terdahulu. Dari
penemuan-penemuan atau hasil-hasil penelitian dilakukan pemaduan atau sintesis,
melalui penalaran induktif.
c.)
Kerangka Teori
Kerangka
teori adalah kerangka berpikir yang berisi gambaran pola hubungan antar
variabel atau kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang
diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritik yang telah dilakukan.
d.) Hipotesis
(bila ada)
Penyusunan
hipotesis bisa dari deduksi dan induksi, diharapkan dapat diperoleh jawaban
yang dianggap paling besar kemungkinan kebenarannya. Jawaban inilah yang
merupakan hipotesis penelitian
3.
Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling
tidak mencakup aspek:
1.) Rancangan
penelitian
2.) Populasi
dan sampel
3.) Instrumen
penelitian
4.) Pengumpulan
data
5.) Analisis
data
D.
Contoh Proposal Penelitian
PROPOSAL
PENELITIAN
Aplikasi Kriptografi untuk Mengamankan File Bertipe
Teks dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Python dan Modul PyCrypto
Disusun oleh:
Abu Bakar (10113068)
Dosen Mata Kuliah:
Sangsang Sangabakti
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami persembahkan ke hadirat Tuhan
Yang Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan laporan proposal penelitian dengan judul “Aplikasi
Kriptografi untuk Mengamankan File Bertipe Teks dengan Menggunakan Bahasa
Pemrograman Python dan Modul PyCrypto “.
Penyusunan laporan proposal penelitian ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2. Penyusunannya
dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
·
Bapak Sangsang
Sangabakti, selaku dosen Bahasa Indonesia 2.
·
Ibunda dan
keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan doa.
·
Teman-teman satu
angkatan yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, canda dan tawa.
·
Semua pihak yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis baik
langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Walaupun demikian, peneliti menyadari masih belum
sempurnanya proposal laporan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian
adanya, semoga proposal skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut
penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi ilmu komputer
dan teknologi informasi.
Jakarta, 15 Maret 2015
Peneliti
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Teknologi komunikasi
terus berkembang dan memudahkan penggunanya melakukan pertukaran informasi
secara mudah dan cepat. Seseorang dapat bertukar informasi dengan orang lain
tanpa kendala waktu dan jarak. Namun, berkembangnya teknologi ini juga
menimbulkan permasalahan tentang keamanan dan privasi informasi. Maraknya kasus
penyadapan, pencurian, dan pemanipulasian informasi yang menguntungkan pihak
tertentu menjadikan aspek keamanan dalam pertukaran informasi sebagai hal yang
perlu diperhatikan, terlebih jika informasi yang dikirim bersifat rahasia.
Beberapa kasus mengenai keamanan dan privasi informasi antara lain kasus
spionase yang dilakukan oleh Australia terhadap pejabat tinggi Indonesia pada
tahun 2009 dan kasus penyadapan NSA (National Security Agency) Amerika terhadap
beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan di dunia pada tahun 2013.
Salah satu cara untuk
mengamankan informasi adalah dengan menggunakan teknik kriptografi. Teknik ini
sudah lama diterapkan untuk mengamankan
informasi bahkan sejak zaman Julius Caesar (Sebelum Masehi). Teknik kriptografi
dapat meningkatkan keamanan informasi dengan menyandikan informasi ke dalam
bentuk yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak mempunyai wewenang akan
informasi tersebut. Tidak hanya menyandikan informasi, kriptografi juga
menyembunyikan informasi dan mencegah pemanipulasian sehingga keutuhan,
kerahasiaan, dan keabsahan informasi tetap terjaga.
Algoritma pada teknik
kriptografi digolongkan menjadi algoritma simetri dan asimetri. Algoritma
asimetri menggunakan dua buah kunci yang berbeda dimana salah satunya bersifat
rahasia dan hanya diketahui oleh pemegang kunci tersebut sedangkan kunci yang
lain yang disebut kunci publik dapat dipublikasikan dan diketahui orang lain.
Algoritma ini dipandang lebih aman dibanding algoritma simetri yang hanya
menggunakan satu buah kunci. Algoritma RSA (Rivest Shamir Adleman) adalah salah
satu algoritma asimetri yang populer dan banyak dipakai karena sederhana namun
handal dalam mengamankan informasi.
Pada penelitian ini
penulis mengimplementasikan algoritma kriptografi asimetri RSA pada sebuah
aplikasi berbasis desktop dengan
menggunakan bahasa pemrograman Python dan modul PyCrypto sebagai library. Aplikasi ini diharapkan dapat
melindungi informasi bertipe teks dari penyerangan pasif termasuk pembacaan
informasi oleh pihak yang tidak mempunyai wewenang maupun penyerangan aktif
termasuk pemanipulasian informasi tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
merancang aplikasi kriptografi yang menerapkan algoritma RSA untuk mengamankan
informasi yang bertipe teks?
2. Bagaimana membuat
aplikasi kriptografi dengan menggunakan bahasa pemrograman Python?
1.3
Batasan
Masalah
Batasan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Algoritma
yang digunakan dalam aplikasi adalah algoritma asimetri RSA.
- Informasi
yang disandikan adalah informasi bertipe teks.
- Bahasa
pemrograman yang digunakan adalah Python 2.7 dan PyCrypto sebagai library.
1.4
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini
adalah membuat sebuah aplikasi yang dapat melindungi informasi bertipe teks
dari penyerangan aktif maupun pasif terhadap keamanan dan privasi informasi
tersebut. Dengan teknik enkripsi dan dekripsi menggunakan algoritma RSA,
diharapkan informasi yang dikirim seseorang akan aman dari pihak yang tidak
mempunyai wewenang untuk membaca dan memanipulasinya. Informasi yang telah
dienkripsi dapat dikirim melalui email, chat,
dan media yang menggunakan pesan teks lainnya tanpa harus mengkhawatirkan
penyadapan yang dilakukan oleh pihak ketiga karena informasi tersebut hanya
dapat dibuka dan dibaca oleh pemegang kunci rahasia, yaitu si penerima
informasi.
1.5
Manfaat
Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini adalah dapat menjaga kerahasiaan dan privasi serta keamanan
informasi dari pihak yang tidak mempunyai wewenang. Pengguna dapat mengirimkan
informasi ke pengguna lainnya tanpa khawatir akan penyadapan dan pemanipulasian
informasi oleh pihak ketiga.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Kriptografi
Kriptografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari
pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak ketiga. Dalam
kriptografi terdapat proses enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah suatu proses
untuk mengubah plaintext menjadi ciphertext dan dekripsi adalah proses
untuk mengembalikan ciphertext
menjadi plaintext. Plaintext adalah pesan asli yang
dikirimkan oleh pengirim, sedangkan ciphertext
adalah pesan yang sudah disandikan agar tidak dapat dibaca oleh orang lain.
Aspek-aspek keamanan yang merupakan tujuan dari
kriptografi adalah sebagai berikut:
1.
Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan merupakan layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan
tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai wewenang atau
pencegahan akan pengaksesan terhadap informasi yang dilakukan oleh pihak yang
tidak berhak.
2.
Integritas data (data integrity)
Integritas data merupakan layanan yang menjamin bahwa pesan masih utuh
dan tidak dimanipulasi selama pengiriman atau pencegahan akan modifikasi
informasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
3.
Otentikasi (authentication)
Otentifikasi merupakan layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik
mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi maupun
mengidentifikasi kebenaran sumber pesan.
4.
Nirpenyangkalan (non-repudiation)
Nirpenyangkalan merupakan layanan untuk
mencegah pihak yang berkomunikasi melakukan penyangkalan, contohnya pengirim
pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah
menerima pesan.
2.2.1
Algoritma
Kriptografi
Algoritma merupakan urutan langkah-langkah logis
untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara matematis dan benar. Algoritma
kriptografi merupakan langkah-langkah logis bagaimana menyembunyikan pesan dari
orang-orang yang tidak berhak atas pesan tersebut.
Algoritma kriptografi terdiri dari tiga fungsi
dasar, yaitu:
1.
Enkripsi
Enkripsi merupakan pengamanan data yang dikirimkan agar terjaga
kerahasiaannya. Pesan asli disebut plaintext, yang diubah menjadi kode-kode
yang tidak dimengerti. Enskripsi bisa diartikan dengan cipher atau kode.
2.
Dekripsi
Dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi. Pesan yang telah dienkripsi
dikembalikan ke bentuk asalnya (teks asli), disebut dengan dekripsi pesan.
Algoritma yang digunakan untuk dekripsi tentu berbeda dengan algoritma untuk
enkripsi.
3.
Kunci
Kunci dipakai untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Kunci terbagi
menjadi dua bagian, kunci rahasia (private key) dan kunci umum (public key).
1.
Algoritma Simetri
Algoritma ini
sering disebut dengan algoritma klasik karena memakai kunci yang sama untuk
kegiatan enkripsi maupun dekripsi. Algoritma ini sudah ada sejak lebih dari
4000 tahun yang lalu. Bila mengirim pesan dengan menggunakan algoritma ini, si
penerima pesan harus diberitahu kunci dari pesan tersebut agar bisa
mendekripsikan pesan yang terkirim. Keamanan dari pesan yang menggunakan
algoritma ini tergantung pada kunci. Jika kunci tersebut diketahui oleh orang
lain maka orang tersebut akan dapat melakukan enkripsi dan dekripsi terhadap
pesan.
Algoritma yang
memakai kunci simetri di antaranya adalah:
a.
Blok Chiper: Data Encryption Standard (DES), International Data
Encryption Algorithm (IDEA), dan Advanced Encryption Standard (AES).
b.
Stream Chiper: On Time Pad (OTP), A5, RC2, RC4, RC5, dan RC6
2.
Algoritma Asimetri
Algoritma
asimetri sering juga disebut dengan algoritma kunci public, dengan arti kata
kunci yang digunakan melakukan enkripsi dan dekripsi berbeda. Pada algoritma
asimetri kunci terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.
Kunci umum (public key), kunci yang boleh semua orang tahu
(dipublikasikan).
b.
Kunci rahasia (private key), kunci yang dirahasiakan (hanya boleh
diketahui oleh satu orang).
Kunci-kunci
tersebut berhubungan satu sama lain. Dengan kunci publik orang dapat
mengenkripsi pesan tetapi tidak bisa mendekripsikannya. Hanya orang yang
memiliki kunci rahasia yang dapat mendekripsikan pesan tersebut. Algoritma
asimetri bisa mengirimkan pesan dengan lebih aman daripada algoritma simetri.
Algoritma
yang memakai kunci publik di antaranya adalah: Digital Signature Algorithm
(DSA), RSA, Diffle-Hellman (DH), Elliptic Curve Cryptography (ECC), Kriptografi
Quantum, dan lain sebagainya.
2.2.2 Algoritma RSA
Salah satu algoritma kriptografi kunci publik
yang dapat digunakan untuk semua
aplikasi diatas adalah algoritma RSA. Algoritma RSA dipublikasikan oleh 3 peneliti dari MIT
(Massachussets Institute of Technology) Ron Rivest, Adi Shamir dan Leonard
Adleman. Keamanan algoritma RSA terletak pada sulitnya memfaktorkan bilangan
yang besar menjadi faktor-faktor prima. Pemfaktoran dilakukan untuk memperoleh
kunci privat.
1.
Enkripsi dengan RSA
a.
Pembangkitan parameter
-
Pilih 2 bilangan prima p dan q
-
Temukan n=p*q, dimana n adalah modulus untuk publik. Panjang n
dipertimbangkan sebagai panjang kunci RSA
-
Pilih sebuah bilangan acak ‘e’ sebagai kunci public dengan jangkauan
0<e<(p-1)(q-1) dengan gcd(e,(p-1)(q-1)=1
-
Temukan kunci privat d dengan ed = 1(mod(p-1)(q-1))
b.
Enkripsi
-
Diasumsikan peralatan A akan mengirimkan pesan ke B dengan aman
-
Jadikan e sebagai kunci publik B. Sejak e menjadi publik a, maka A
mempunyai akses ke e.
-
Untuk mengenkripsi pesan M, dimana pesan M dinyatakan dalam integer
dengan jangkauan 0<M<n.
-
Ciphertext C = Me mod n,
dimana n adalah modulus.
c.
Dekripsi
-
Jadikan C sebagai ciphertext
yang diterima dari A
-
Hitung pesan M = Cd mod n, dimana d adalah kunci privat B dan
n adalah nodulus
2.2
Python
Python
adalah bahasa pemrograman interpretatif multiguna dengan filosofi perancangan
yang berfokus pada tingkat keterbacaan kode. Python diklaim sebagai bahasa yang
menggabungkan kapabilitas, kemampuan, dengan sintaksis kode yang sangat jelas,
dan dilengkapi dengan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta
komprehensif.
Python
mendukung multi paradigma pemrograman, utamanya; namun tidak dibatasi; pada
pemrograman berorientasi objek, pemrograman imperatif, dan pemrograman
fungsional. Salah satu fitur yang tersedia pada python adalah sebagai bahasa
pemrograman dinamis yang dilengkapi dengan manajemen memori otomatis. Seperti
halnya pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, python umumnya digunakan
sebagai bahasa skrip meski pada prakteknya penggunaan bahasa ini lebih luas
mencakup konteks pemanfaatan yang umumnya tidak dilakukan dengan menggunakan
bahasa skrip. Python dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan
perangkat lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi.
Beberapa
fitur yang dimiliki Python adalah:
·
memiliki kepustakaan yang luas; dalam
distribusi Python telah disediakan modul-modul 'siap pakai' untuk berbagai
keperluan.
·
memiliki tata bahasa yang jernih dan mudah
dipelajari.
·
memiliki aturan layout kode sumber yang
memudahkan pengecekan, pembacaan kembali dan penulisan ulang kode sumber.
·
berorientasi objek.
·
memiliki sistem pengelolaan memori
otomatis (garbage collection, seperti java)
·
modular, mudah dikembangkan dengan
menciptakan modul-modul baru; modul-modul tersebut dapat dibangun dengan bahasa
Python maupun C/C++.
·
memiliki fasilitas pengumpulan sampah
otomatis, seperti halnya pada bahasa pemrograman Java, python memiliki
fasilitas pengaturan penggunaan ingatan komputer sehingga para pemrogram tidak
perlu melakukan pengaturan ingatan komputer secara langsung.
·
memiliki banyak faslitas pendukung
sehingga mudah dalam pengoprasiannya.
2.3
Unified
Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat
untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang
berisi sintaks dalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al.
2001). UML merupakan satu kumpulan
konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah
sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, et. al. 2004).
2.3.1
Use
Case Diagram
Use Case
Diagram menggambarkan fungsionalitas
yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat
sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah Use Case merepresentasikan sebuah
interaksi antara aktor dengan sistem.
Use Case merupakan
sebuah pekerjaan tertentu, misalnya masuk ke sistem, membuat sebuah daftar
belanja, dan sebagainya. Seorang aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin
yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.3.2
Activity
Diagram
Activity Diagram
menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang,
bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan
bagaimana mereka berakhir. Activity
Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada
beberapa eksekusi. Activity Diagram merupakan
state diagram khusus, di mana
sebagian besar state adalah aksi dan
sebagian besar transisi di trigger
oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan
behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak,
tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level
atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu Use Case atau lebih. Aktivitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara Use Case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk
melakukan aktivitas.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulis adalah
sebagai berikut:
- Fase
Identifikasi
Pada
fase ini penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu rendahnya tingkat
keamanan dan privasi dalam pertukaran informasi sehingga sering terjadi
penyadapan, pencurian, dan pemanipulasian informasi.
- Fase
Analisis
Pada
fase ini penulis menganalisa permasalahan dan memecahkan masalah dalam
pembuatan aplikasi dengan mempelajari konsep, teori, tutorial dari buku,
jurnal, dan internet yang berhubungan dengan kriptografi, algoritma RSA, bahasa
pemrograman Python, dan modul PyCrypto.
- Fase
Perancangan Aplikasi
Pada
fase ini penulis merancang proses aplikasi menggunakan Unified Modelling
Language (UML) dengan use case diagram dan activity diagram, merancang struktur
navigasi, serta membuat rancangan tampilan aplikasi.
- Fase
Pembuatan Aplikasi
Pada
fase ini penulis membuat kode program aplikasi kriptografi dengan algoritma RSA
dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dan modul PyCrypto.
- Uji
Coba dan Evaluasi
Pada
fase ini penulis melakukan uji coba sebagai evaluasi awal untuk memastikan
tidak ada kesalahan pada aplikasi.
Setelah
percobaan selesai dilakukan, akan dilakukan analisa terhadap hasil uji coba
terhadap aplikasi yang dikembangkan. Proses analisa ini meliputi beberapa hal,
yang disesuaikan dengan karakteristik dari sistem informasi. Beberapa hal yang
bisa dianalisa antara lain:
·
Kinerja
Kinerja
yang dinilai adalah response time yang diterima oleh pemakai.
·
Security
Security
di sini menunjukkan kemampuan sistem untuk menghadapi serangan-serangan yang
tidak dikehendaki, terutama tindakan cracking.
·
Reliability
Untuk
mengetahui reliability dari sistem ini, harus disimulasikan juga proses failure
terhadap
beberapa
komputer pemakai.
·
Usability
Untuk
mengetahui tingkat usability dari sistem ini, harus dievaluasi tingkat
kemudahan pemakai dalam mengoperasikan sistem. Untuk mencapai hal tersebut,
bisa diberikan kuesioner untuk mengetahui respon dari pemakai mengenai kemudahan
penggunaan terhadap aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Ariyus, Dony,
2008, Pengantar Ilmu Kriptografi: Teori, Analisis, dan Implementasi,
Yogyakarta: Andi Publisher.
[2]
Sadikin, Rifki,
2012, Kriptografi untuk Keamanan Jaringan, Yogyakarta: Andi.
[3]
Raharjo, Budi,
2015, Mudah Belajar Python Untuk Aplikasi Desktop Dan Web, Bandung: Informatika