Tugas 3 - Teori Organisasi Umum 1
1.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,
dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.
Berikut
adalah pengertian komunikasi yang disampaikan oleh beberapa tokoh:
o
Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak
langsung (melalui media).
o
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir,
memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar
membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan
oleh komunikator.
o
Gerald R. Miller
Komunikasi terjadi saat satu sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku
mereka.
o
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses suatu ide
dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
o
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
2.
Unsur-unsur
Komunikasi
Unsur-unsur
dari komunikasi adalah hal terpenting supaya komunikasi dapat berjalan dengan
baik, dan unsur-unsur tersebut adalah:
o
Pengirim (Sender)
Pengirim adalah sumber kita mendapatkan informasi.
Sebagai penerima informasi kita perlu tahu darimana informasi tersebut kita
dapatkan. Hal ini diperlukan untuk menghindari kepalsuan informasi (informasi
yang tidak valid).
o
Pesan (Message)
Isi atau inti dari informasi yang disampaikan satu
pihak kepada pihak lainnya. Informasi dikatakan penting apabila pesan yang
disampaikan itu berguna bagi kita.
o
Saluran (Channel)
Dalam menyampaikan informasi kepada orang banyak kita memerlukan adanya media. Media tersebut
dapat kita artikan sebagai channel, informasi yang disampaikan melalui channel
itu dapat terus berkembang luas dan dapat diterima orang banyak.
o
Penerima (Receiver)
Orang-orang yang mendapatkan atau menerima pesan dari
pengirimnya.
o
Umpan Balik (Feedback)
Reaksi tanggapan terhadap informasi yang diberikan
oleh pengirim. Feedback ini juga penting untuk mengkoreksi informasi tersebut
agar dapat dibenahi lagi.
o
Protokol
Aturan yang dibuat dan disepakati antar para pelaku
informasi
3.
Menyalurkan
Ide Melalui Komunikasi
Komunikasi
dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang
bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa
menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan
perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun
tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah
solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan
tetapi dalam prakteknya proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang
kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
o
Ide (gagasan) => Si Sender
o
Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan
dalam kata-kata.
o
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan
symbol, atau isyarat dsb.
o
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya
perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
o
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang
ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
o
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita
(penangkap berita).
4.
Hambatan-Hambatan
Komunikasi
Proses
komunikasi tidak akan berjalan lancar jika terjadi gangguan dalam komunikasi.
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan
internal dan hambatan eksternal.
o
Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal
dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya,
jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan
komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik.
o
Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal
dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial
budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang
sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan
Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu:
1.)
Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap
jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai
gangguan mekanik dan semantic. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan
oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantic
adalah gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya
menjadi rusak.
2.)
Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang
selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
3.)
Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang
berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan
kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin
besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak
sesuai dengan motivasinya.
4.)
Prasangka
Prasangka merupakan salah satu
rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang
yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang
komunikator yang hendak melancarkan komunikasi.
5.
Klasifikasi
Komunikasi dalam Organisasi
a)
Dari segi sifatnya :
o
Komunikasi Lisan: komunikasi yang berlangsung
secara lisan/berbicara.
Contoh: mengobrol, presentasi, dll.
o
Komunukasi Tertulis: komunikasi yang berlangsung
melalui tulisan.
Contoh: sms, email ,chat, dll.
o
Komunikasi Verbal : Adalah komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
Contoh: ngobrol, curhat.
o
Komunikasi Non Verbal : Adalah komunikasi yang
tidak dibicarakan(tersirat).
Contoh: orang yang grogi gemetar tubuhnya.
b)
Dari segi arahnya :
o
Komunikasi Ke Atas: komunikasi dari bawahan
kepada atasan
o
Komunikasi Ke Bawah: komunikasi dari atasan
kepada bawahan
o
Komunikasi Horizontal: komunikasi ke sesama manusia
/ setingkat
o
Komunikasi Satu Arah: komunikasi yang bersifat
tanpa adanya timbal balik dari penerima informasi
o
Komunikasi Dua Arah: komunikasi dengan adanya
timbal balik/ saling berkomunikasi
c)
Menurut lawannya :
o
Komunikasi Satu Lawan Satu: berkomunikasi dengan
lawan bicara yang sama banyaknya.
Contoh:berbicara melalui telepon.
o
Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok):
berkomunikasi antara satu orang dengan suatu kelompok.
Contoh: introgasi maling dengan kelompok hansip.
o
Kelompok Lawan Kelompok: berbicara antara suatu
kelompok dengan kelompok lain.
Contoh: debat partai politik.
d)
Menurut keresmiannya :
o
Komunikasi Formal: komunikasi yang berlangsung
resmi.
Contoh: rapat pemegang saham.
o
Komunikasi Informal: komunikasi yang tidak
resmi.
Contoh: berbicara antara teman.
6.
Faktor-Faktor
Perubahan Organisasi
Secara
garis besar faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pada organisasi adalah:
a.)
Faktor Internal
Faktor yang timbul dari dalam organisasi itu sendiri.
Faktor ini biasa timbul karena sikap atau keadaan dari anggota organisasi itu.
Dan berikut adalah contoh dari faktor
internal:
1.)
Problem Kerjasama Anggota
Kerjasama diantara anggota organisasi sangatlah
dibutuhkan demi membangun organisasi yang
baik. Kerjasama antar anggota dapat berubah ke arah yang baik dan buruk,
semakin baik suatu anggota organisasi bekerjasama semakin baik pula organisasi
itu dan begitu sebaliknya.
2.)
Problem Keuangan
Keuangan dapat mempengaruhi berubahnya suatu
organisasi. Misalnya ada sebuah program tv yang yang merupakan sebuah organisasi
juga dan baru tayang di tv tanpa peminat
sama sekali. Namun seiring berjalannya waktu program tersebut dapat
diminati oleh masyarakat banyak
sehingga membuat rating dari program tv tersebut naik bahkan mencapai tingkat
tertinggi. Karena rating yang tinggi banyak sponsor yang berminat pada program itu dan membuat program tersebut
dapat berubah lebih banyak memfasilitasi acaranya.
3.)
Perubahan Tujuan Organisasi
Hal ini sudah pasti akan membuat organisasi berubah
secara drastis dikarenakan tujuan yang lama telah tercapai pastinya organisasi mencari tujan yang lain
dan itu akan membuat jalannya proses dalam organisasi berubah.
4.)
Faktor Eksternal
Faktor yang terjadi dari luar suatu organisasi. Contoh
dari faktor tersebut adalah dikarenakan; hukum, budaya, poltik, teknologi
demografi, sumber alam dan lainnya.
7.
Proses Perubahan
Perubahan
adalah merupakan suatu proses yang sangat rumit dan untuk bekerja secara
efektif dengan lingkungan terutama dengan orang-orang di sekitar kita, maka
penting sekali untuk dapat memahami beberapa karakteristik yang berkaitan
dengan proses perubahan ini.
Bila
kita dapat memahami proses perubahan, maka dalam hal pengambilan keputusan akan
lebih didasarkan pada informasi tentang bagaimana membantu seseorang atau orang
lain dan mengurangi frustasi pada diri.
Terjadinya
perubahan dari organisasi itu terdiri
dari beberapa proses, yakni;
o
Mengadakan pengkajian
o
Mengadakan identifikasi
o
Mengadakan perubahan
o
Menerima strategi
o
Menentukan evaluasi
8.
Ciri-Ciri Pengembangan
Organisasi
Pengembangan
organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
o
Memiliki perencanaan strategi yang matang dalam
mewujudkan perubahan organisasional.
o
Memiliki kolaborasi semua pihak yang baik
sehingga akan berdampak bagi semua anggota organisasi.
o
Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan
sumber daya manusia lebih diutamakan.
o
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan efektifitas kerja organisasi.
o
Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu
mengutamakan pentingnya berinteraksi dan interpedansi.
9.
Metode Pengembangan
Organisasi
Terdapat
2 macam metode dalam metode pengembangan organisasi :
1.)
Metode Pengembangan Perilaku
o
Program Geradi Manajemen
Program yang mengkombinasikan pelatihan kepemimpinan
dan latihan pengembangan kelompok.
o
Pembinaan Tim
Suatu teknik manajemen yang mencakupkan sejumlah
metode spesifik untuk membentuk kerja tim yang efektif, baik didalam maupun di
antara kelompok kerja.
o
Perencanaan Kehidupan
Suatu metode pengembangan yg mendorong dan
memungkinkan orang orang memainkan peran aktif dalam memadukan karier dan
aktivitas kehidupan mereka kearah hasil yang memuaskan
o
Pelatihan Kepekaan
Metode yang diterapkan secara luas untuk membantu
orang orang mempelajari cara peningkatan ketrampilan antar pribadi mereka.
2.)
Metode Pengembangan Struktur
o
Manajemen Berdasarkan Sasaran
Membantu menyediakan wewenang lebih besar bagi setiap
orang untuk menentukan tujuan pekerjaan mereka
o
Sistem 4
Merupakan pendekatan yg diterapkan secara luas untuk
mengembangkan karakteristik desain organik dalam suatu organisasi
o
Teknologi Desain Maps (multivariate analysis)
Metode mendesain organisasi berdasarkan hubungan yg
dipandang perlu untuk melaksankan tugas individu
10.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Berikut
adalah pengertian kepemimpinan menurut para ahli.
o
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
o
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
o
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership
tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin
(Moejiono, 2002).
11.
Tipe-tipe
Kepemimpinan
1.)
Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis
memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik
dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan
yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa.
Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri.
2.)
Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih
diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai
berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu
melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir
tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
3.)
Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini
sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang
bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah.
4.)
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative,
Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki
ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak
yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
(3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu
ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail
tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik
terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya
sikap eksklusivisme.
5.)
Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis
pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan
teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang
kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi
yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
6.)
Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang
teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7.)
Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif
ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara
efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
8.)
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis
berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para
pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan
pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
12.
Teori-Teori
Kepemimpinan
Dalam
suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya dada teori yang menjadi dasar
terbentuknya kepemimpinan. Berikut ini, merupakan 4 teori kepemimpinan:
1.)
Teori Great Man dan Teori Big Bang
Dalam teori Great Man dan Big Bang,
suatu kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan yang sudah muncul sejak
seseorang dilahirkan ke dunia.Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bahwa teori
ini berasumsi pemimpin bukan diciptakan, tetapi melainkan dilahirkan.
Kekuasaan berada pada sejumlah
orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan memimpin atau
karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin.
Seperti istilah “Asal Raja Menjadi Raja”.
Suatu peristiwa besar bisa
menciptakan seseorang menjadi pemimpin. Seorag pemimpin mampu mengintegrasikan
antara situasi dan pengikut. Dan situasi merupakan peristiwa besar seperti
revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dll. Dalam hal ini,
pengikut adalah orang yang menokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat.
2.)
Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
Dalam teori ini, seseorang dapat
menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin.
Dan titik tolak teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang
bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar.
Tetapi, di dalam Teori Sifat,
terdapat kelemahan sebagai berikut : tidak selalu ada relevansi antara
sifat-sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan, situasi dan
kondisi tertentu yang ternyata memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari yang
lain.
3.)
Teori Perilaku (Behavior Theories)
Disebutkan di dalam teori ini,
bahwa keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpina. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak
dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara
memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara
membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi.
Berikut ini merupakan bagian dari
Teori Perilaku :
o
Teori X dan Y
o
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
o
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
o
Studi Kepemimpinan Universitas Michigan
o
Managerial Grid
o
Empat Sistem Manajemen Likert
4.)
Teori Kontingensi atau Teori Situasional
Teori Kontingensi atau Teori Situasional
ini menyebutkan bahwa resistensi atas teori kepemimpinan sebelumnya yang
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Teori ini berpendapat bhw
tidak ada satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan mengurus satu
organisasi.
Pendapat dan Kesimpulan:
Komunikasi
adalah proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Unsur-unsur dari komunikasi adalah hal terpenting
supaya komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu pengirim, pesan, saluran,
penerima, umpan balik, dan protokol.
Dalam
menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Adapun tahapannya adalah ide
(gagasan), perumusan, penyaluran
(transmitting), tindakan, pengertian, dan penerimaan.
Gangguan atau
hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan
hambatan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam
diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Hambatan eksternal
adalah yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosial budaya.
Komunikasi
dapat diklasifikasikan dari segi sifatnya, arah, lawan, dan keresmiannya. Dari
segi sifatnya yaitu komunikasi lisan, tertulis, verbal, non verbal. Dari segi
arahnya yaitu komunikasi keatas, kebawah, horizontal, satu arah, dan dua arah.
Dari segi lawannya yaitu komunikasi satu lawan satu, satu lawan banyak, dan
kelompok lawan kelompok. Dan dari segi keresmiannya yaitu komunikasi formal dan
informal.
Faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan pada organisasi adalah faktor internal (problem
kerjasama anggota, problem keuangan, perubahan tujuan organisasi) dan faktor
eksternal (hukum, budaya, poltik, teknologi demografi, sumber alam dan
lainnya). Terjadinya perubahan dari
organisasi itu terdiri dari beberapa proses, yaitu mengadakan pengkajian,
mengadakan identifikasi, mengadakan perubahan, menerima strategi, dan
menentukan evaluasi
Pengembangan
organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri memiliki perencanaan strategi yang
matang, memiliki kolaborasi semua pihak yang baik, mengandung nilai humanistik,
menggunakan pendekatan ilmiah, dan menggunakan pendekatan komitmen. Terdapat 2
macam metode dalam metode pengembangan organisasi yaitu metode pengembangan
perilaku (program geradi manajemen, pembinaan tim, perencanaan kehidupan,
pelatihan kepekaan) dan metode pengembangan struktur (manajemen berdasarkan
sasaran, sistem 4, teknologi desain maps).
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan memiliki beberapa tipe,
yaitu tipe kepemimpinan kharismatis, tipe kepemimpinan
paternalistis/maternalistik, tipe kepemimpinan militeristik, tipe kepemimpinan
otokratis (outhoritative, dominator), tipe kepemimpinan Laissez Faire, tipe
kepemimpinan populistis, tipe kepemimpinan administratif/eksekutif, dan tipe
kepemimpinan demokratis. Dalam suatu kepemimpinan, tentu di pada dasarnya dada
teori yang menjadi dasar terbentuknya kepemimpinan. Teori tersebut adalah Teori
Great Man dan Teori Big Bang, Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian, Teori
Perilaku (Behavior Theories), dan Teori Kontingensi atau Teori Situasional.
Sumber: