Teamwork:
Bekerjasama dalam Tim (Kelompok)
Abu Bakar
10113068
Universitas Gunadarma
Pokok
pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian
dan Karakteristik Kelompok
2. Tahapan
Pembentukan Kelompok
3. Kekuatan
Teamwork
4. Implikasi
Manajerial
1.
Pengertian dan Karakteristik Kelompok
a.
Pengertian
Kelompok
Manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia
cenderung hidup secara berkelompok. Dasar pembentukan kelompok didasarkan atas
berbagai macam hal, seperti kesamaan tempat, sifat, tujuan, dan lainnya. Untuk
lebih jelasnya, kita perlu mengetahui pengetian dan karakteristik kelompok itu
sendiri.
Kelompok
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kumpulan, golongan, atau gugusan.
Definisi kelompok secara umum adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.
Berikut
adalah pengertian kelompok menurut para ahli:
1) “Kelompok
adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu
tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.” – Homans, 1950
2) “Kelompok
merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang
telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa
solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran.” – Merton
3) “Kelompok
adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang
lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang
menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.” – Achmad S. Ruky
4) “Kelompok
adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan
interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu
itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.” – Muzafer
Sherif
5) “Kelompok
merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama
lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau
struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan
yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan
bagi semua anggotanya.” – De Vito, 1997
6) “Kelompok
sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai
persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat
dan bertingkah lahu dengan cara yang sama terhadap lingkungan.” – Smith, 1945
b.
Karakteristik
Kelompok
Menurut Sorsyth, 1979,
karakteristik kelompok yaitu:
1) Interaksi
dapat berupa fisik, verbal, non-verbal, emosional.
2) Struktur
adalah pola hubungan yang stabil di antara anggota.
a.) Role
(peran) yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki.
b.) Norma
adalah aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
3) Tujuan:
a.) Intrinsik
b.) Ekstrinsik
(tujun bersama):
·
Faktor pemersatu paling kuat contohnya
olah raga.
·
Memotivasi perilaku tertentu sehingga
tujuan tercapai.
4) Groupness/Entitavity
(Kesatuan) adalah tingkat di mana kekuatan tunggal sebuah kesatuan menyatu.
5) Ketergantungan
dinamis.
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu
kelompok terdapat ciri-ciri, yaitu:
o
Terdiri dari 2 orang atau lebih.
o
Adanya interaksi yang terus menerus.
o
Adanya pengembangan identitas kelompok.
o
Adanya norma-norma kelompok.
o
Adanya diferensiasi peran.
o
Peran yang saling tergantung.
o
Produktivitas bertambah atau meningkat.
o
Saling membagi tujuan yang sama.
Ada 2 karakteristik yang melekat pada
suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang
bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada
tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural, dan tugas. Norma
sosial mengatur hubungan di antara para anggota kelompok. Sedangkan norma
prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi,
seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
2.
Tahapan Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan
oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah
konsep ini dicetuskan.
1) Tahap
Pembentukan (Forming)
Pada tahap ini, kelompok
baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk
bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka beluum saling
mengenal dan belum saling percaya.
2) Tahap
Pengembangan Ide (Storming)
Kelompok mulai
mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka
membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang berhenti
pada tahap ini.
3) Tahap
Penyepakatan (Norming)
Terdapat kesepakatan dan
konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas.
Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka
melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4) Tahap
Pelaksanaan (Performing)
Kelompok dalam tahap ini
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang
tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu
sama lainnya dan mereka saling menghormati dalam berkomunikasi.
5) Tahap
Pembubaran dan Perubahan (Adjourning and Transforming)
Tahap di mana proyek
berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap
mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
3.
Kekuatan Teamwork
Teamwork berarti kemampuan bekerjasama untuk menuju
satu visi yang sama dan hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan
unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu
mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit
memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif,
tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan
menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid
dibutuhkan beberapa syarat:
1) Tidak
bersikap individualistis
2) Berkontribusi
3) Bersikap
fleksibel
4) Komunikasi
5) Komitmen
6) Kepercayaan
dan Saling Menghargai
7) Patuh
kepada Pemimpin
Satu hal lagi adalah sebuah kelompok tidak akan kuat
apabila pemimpinnya tidak kuat pula. Pemimpin yang baik mampu bersikap
demokratis, membuka kesempatan setiap anggota untuk menyampaikan opininya tanpa
harus dipotong atau dikecam. Gagasan yang mereka keluarkan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari keputusan atau tindakan yang diambil dalam mencapai
sasaran perusahaan. Dengan demikian anggota tim merasa bahwa diri mereka
bernilai dan dihargai. Kekuatan tim yang paling besar adalah kekuatan rantai
yang terlemah. Seorang anggota tim yang baik harus pandai melihat kemampuan
masing anggota tim lainnya. Ketika melihat ada anggota tim yang lemah, ia
memberdayakan kelemahan tersebut sehingga menjadi lebih kuat dan mampu
berkontribusi. Bila si lemah menjadi kuat maka tim akan menjadi lebih kuat dan
akan menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama di masa
depan.
Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998)
menyatakan manfaat tim bagi individu dan bagi organisasi, yaitu:
a) Manfaat
tim bagi individu
o
Pekerjaan lebih bervariasi
o
Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan
menindaklanjuti keputusan yang benar
o
Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari
keahlian baru
b) Manfaat
tim bagi organisasi
o
Meningkatkan komitmen terhadap keputusan
yang diambil
o
Meningkatkan produktivitas tim kerja
o
Lebih fleksibel dalam operasional kerja
o
Meningkatkan rasa tanggung jawab
4.
Implikasi Manajerial
Kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik
antar anggotanya. Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan rasa saling
percaya, saling menghargai, keterbukaan, dan saling ketergantungan.
Dalam suatu organisasi sangat diperlukan adanya suatu
kerja sama kelompok (teamwork) agar anggotanya dapat saling berhubungan dan
bekerja sama satu sama lain. Suatu
organisasi atau perusahaan, biasanya terdiri atas beberapa bagian atau unit
kerja, dimana masing-masing bagian atau unit kerja tersebut tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Adapun alasan-alasan diperlukannya
kerja sama kelompok adalah:
o
Hasil kerja sama kelompok dapat memberikan
hasil yang lebih banyak
o
Kerja sama kelompok memberikan semangat,
kepuasan dan kebahagiaan bagi para anggota kelompok
o
Kemampuan perorangan dalam kerja sama
kelompok dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja organisasi atau
perusahaan
o
Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui
saling membantu antara anggota kelompok.
Kerjasama dalam kelompok (teamwork) sangat
mempengaruhi kegiatan manajerial pada organisasi atau perusahaan. Kerjasama
kelompok memudahkan pembinaan hubungan kerja antara anggota kelompok, dapat menunjang
dan mempercepat peningkatan produktivitas
organisasi atau perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardana,
Komang, Ni Wayan M, Anak Agung A.S. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
2. Ivancevich,
John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
3. Marpaung,
Marudut. 2014. Pengaruh Kepemimpinan dan Teamwork Terhadap Kinerja Karyawan di
Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol.2,
No.1.
4. Moorhead,
Gregory dan Ricky W. Griffin. 2010. Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
5. Robbins,
Stephen P. 2006. Organizational Behaviour (tenth edition). New Jersey: Prentice
Hall Inc.
6. Setiawan,
Ebta. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Kelompok. (http://kbbi.web.id/kelompok, diakses
tanggal 20 Juni 2015, 08:16).
7. Setiyanti,
Sri Wiranti. 2012. Membangun Kerja Sama Tim (Kelompok). Jurnal STIE Semarang.
Vol.4, No.3.
0 comments:
Post a Comment