Kepemimpinan
Abu Bakar
10113068
Universitas
Gunadarma
Pokok pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1)
Arti
Penting Kepemimpinan
2)
Tipologi
Kepemimpinan
3)
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepemimpinan
1.
Arti Penting Kepemimpinan
Mengawali pembahasan tentang
kepemimpinan sebaiknya dimulai dengan definisi kepemimpinan itu sendiri. Definisi
kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
(Hemhill & Coons, 1957)
2.)
Kepemimpinan adalah pengaruh
antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu serta diarahkan
melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan
tertentu.
(Tannenbaum,Weschler & Massarik, 1961)
3.)
Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur
dalam harapan dan interaksi.
(Stogdill, 1974)
4.)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada
dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi.
(Katz & Khan, 1978)
5.)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan
(Rauch & Behling, 1984)
6.)
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang
berarti) terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran
(Jacobs & Jacques, 1990)
Kepemimpinan
sangat penting artinya dalam kehidupan. Dengan kepemimpinan, seorang pemimpin
dapat mengerahkan usaha kelompoknya dan membawa mereka mencapai tujuan bersama.
Dalam suatu organisasi, kepemimpinan mutlak diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Seorang pemimpin dapat menjadi penggerak organisasi dengan
mendorong bawahannya untuk bekerja dengan baik.
Secara operasional
dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1.
Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin
sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada
orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang
menetukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan
hasilnya) dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat
diwujudkan secara efektif.
2.
Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun
pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin. Pada tahap pertama dalam
usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan,
yang mengharuskannya berkomunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3.
Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi
juga berwujud pelaksanaan hubungan
manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpin. Dalam
menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
4.
Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melaui
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada
dasarnya memberi kepercayaan. Pemimpin harus bersedia dan dapat mempercayai
orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabil diberi/memdapat
pelimpahan wewenang.
5.
Fungsi Pengendalian
Fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, meskipun tidak
mustahil untuk dilakukan dengan cara
komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang
sukses mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal.
2.
Tipologi Kepemimpinan
Setelah membahas definisi
kepemimpinan dan arti pentingnya, pembahasan selanjutnya adalah tipologi
kepemimpinan. Menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya yang berjudul Filsafat
Administrasi, kepemimpinan dibagi menjadi 5 tipe, yaitu:
a.)
Tipe Otokratis
Tipe
kepemimpinan ini mendasarkan diri pada kekuatan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal. Otokrat berarti penguasa absolut. Tipe kepemimpinan ini dipimpin oleh pemimpin yang bersifat:
a)
Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi.
b)
Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c)
Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata.
d)
Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e)
Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya.
f)
Dalam
menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.
b.)
Tipe Demokratis
Tipe
kepemimpinan ini cocok untuk organisasi modern. Kepemimpinan ini berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien pada para pengikutnya. Kekuatan kepemimpinan ini bukan terletak pada individu pemimpin melainkan kekuatan terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Tipe kepemimpinan ini dipimpin
oleh pemimpin yang bersifat:
a)
Tidak
berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan
sebagainya.
b)
Menyingkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi
bawahannya.
c)
Senang
menerima saran dan kritik.
d)
Mengedepankan
kerjasama atau teamwork.
e)
Memberikan
kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya
memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
f)
Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
g)
Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
c.)
Tipe Militeris
Tipe
kepemimpinan ini dipimpin oleh pemimpin yang bersifat:
a)
Menggunakan
perintah dalam menggerakan bawahannya.
b)
Senang
menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
c)
Menuntut
displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
d)
Sukar
menerima kritikan.
e)
Menggemari
upacara untuk berbagai keadaan.
d.)
Tipe Paternalistis
Tipe
kepemimpinan ini adalah tipe kebapakan yang dipimpin oleh pemimpin yang bersifat:
a)
Menganggap
bawahannya tidak dewasa.
b)
Bersikap
terlalu melindungi.
c)
Jarang
memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan
mengembangkan kreasinya.
d)
Sering
bersikap sok tahu yang berlebihan.
e.)
Tipe Karismatik
Tipe
kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin yang
disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus dalam
mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma
seorang pemimpin biasanya tercipta
secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut. Tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia memiliki pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Dia memiliki banyak inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguuh pada pendirian sendiri.
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Hadari (2003) menjelaskan bahwa
unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah:
a)
Adanya
seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
b)
Adanya
orang lain yang dipimpin
c)
Adanya
kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan
pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
d)
Adanya
tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi,
baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan dengan pendapat Hadari
tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980) selanjutnya merinci faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat
kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1)
Dapat
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain: harus menguasai bidang kerjanya
(tanpa kecuali), bersikap ulet, dan diimbangi dengan keluwesan.
2)
Melalui
orang lain: mampu berorganisasi, mampu berkomunikasi, bersikap manusiawi.
3)
Dalam
kerangka tanggungjawab: melakukan tanggungjawab secara proporsional, dapat
dipercaya, berjiwa stabil.
4)
Disertai
dengan kepribadian: dapat memelihara dan mengembangkan entusiasme, bersikap
tanggap, dan tenang.
5)
Dan
pengendalian ke dalam: bersikap obyektif, mampu mengkoreksi diri, dan merasa
dapat diganti.
6)
Dengan
keseimbangan dalam pertimbangan: keseimbangan antara keuletan dan pengertian, keseimbangan
antara pengetahuan dan tindakan, kesimbangan antara kemajuan dan etika.
7)
Dan
kelebihan dalam wawasan: dalam membawakan produktivitas kerja pegawai, dalam
menjangkau gambaran masa depan, dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan
berat.
4.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Pada pembahasan ini lebih mengarah
kepada peran kepemimpinan dalam organisasi, terutama menyangkut dalam proses
manajemen. Implikasi manajerial kepemimpinan dapat diartikan sebagai
keterlibatan kepemimpinan dalam proses manajemen dalam organisasi.
Sondang P. Siagian (2002)
mengemukakan bahwa peran pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau
perusahaan ada tiga bentuk yaitu:
1.)
Peran
yang bersifat interpersonal
Peran yang bersifat
interpersonal dalam organisasi
adalah bahwa seorang
pemimpin dalam perusahaan atau
organisasi merupakan simbol
akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk memotivasi dan
memberikan arahan kepada
bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai
penghubung.
2.)
Peran
yang bersifat informasional
Peran yang bersifat
informasional mengandung arti
bahwa seorang pemimpin
dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan
penganalisa informasi.
3.)
Peran
pengambilan keputusan
Peran pemimpin dalam
pengambilan keputusan mempunyai
arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu
kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk
mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan
menjalankan usaha dengan konsisten.
Faktor kepemimpinan memegang peranan
yang penting karena pemimpin yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi
dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan juga mempunyai peran dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja dalam lingkungan organisasi dan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan karyawan. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang penting karena memimpin berarti menciptakan kebersamaan, mengintegrasikan tujuan karyawan dan organisasi, serta memberikan arahan dan masukan kepada karyawan agar memiliki kinerja yang tinggi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan elemen penting dalam suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Herujito,
Yayat M. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Yayasan Trisakti.
2.
Kartono,
Kartini. 1998. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
3.
Mulyadi,
Dedi, Asep Muslihat dan Cipto Gunawan. 2013. Analisis Peran Kepemimpinann
Terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Departemen Fasilitas Umum dan Penataan
Lingkungan Perum Peruri. Jurnal Manajemen. Vol. 10, No. 3.
4.
Robbins,
Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi 12. Jakarta: Salemba
Empat.
5.
Sofyandi,
Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
0 comments:
Post a Comment